KALINDAQDA LESTARI
TERJAGA BUDAYA MANDAR
Oleh : Almadar Fattah
Kalindaqda adalah salah satu karya sastra tertua dalam bentuk syair atau puisi yang sangat kaya dan bersejarah dalam budaya Mandar. Kalindaqda memang memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Mandar, dan merupakan bagian penting dari warisan sastra dan budaya Mandar. Karya sastra seperti Kalindaqda dapat membantu melestarikan bahasa, tradisi, dan nilai-nilai budaya Mandar, serta memberikan wawasan tentang sejarah dan kehidupan masyarakat Mandar.
Kalindaqda memang masih sangat hidup dan digemari oleh masyarakat Mandar hingga saat ini. Karya sastra ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan budaya orang Mandar, dan terus dipertahankan serta dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya. Ini menunjukkan betapa kuatnya akar budaya dan tradisi lisan dalam masyarakat Mandar, dan bagaimana Kalindaqda terus menjadi sumber inspirasi dan identitas bagi masyarakat Mandar.
Kalindaqda memang menjadi sarana yang efektif untuk menggambarkan berbagai aspek kehidupan, termasuk suka dan duka. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan metaforis, Kalindaqda dapat mengungkapkan perasaan dan pengalaman manusia dengan cara yang mendalam dan menyentuh hati. Ini membuat Kalindaqda menjadi lebih dari sekadar karya sastra, tapi juga menjadi cerminan kehidupan dan emosi masyarakat Mandar.
Kalindaqda memang sangat penting untuk dilestarikan dan diperhatikan oleh pemerintah, karena karya sastra ini merupakan bagian tak ternilai dari warisan budaya masyarakat Mandar. Dengan melestarikan Kalindaqda, kita dapat memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia dan mempromosikan keunikan budaya Mandar kepada dunia. Pemerintah dapat berperan dalam melestarikan Kalindaqda melalui berbagai upaya, seperti dokumentasi, penelitian, dan promosi, sehingga karya sastra tertua ini dapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Bahkan warisan budaya yang unik ini, Kalindaqda dapat dijadikan sebagai sarana promosi atau publikasi yang efektif untuk membantu pemerintah dalam pembangunan, jika digagas dengan baik dan bijak. Dengan menggunakan bahasa dan struktur syair atau puisi yang khas, Kalindaqda dapat menyampaikan pesan-pesan pembangunan yang lebih menarik dan mudah diingat oleh masyarakat. Selain itu, Kalindaqda juga dapat menjadi sarana untuk mempromosikan nilai-nilai dan kearifan lokal yang sejalan dengan tujuan pembangunan. Sehingga Kalindaqda dapat menjadi alat yang powerful untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dengan menggunakan pendekatan dan sentuhan budaya lewat Kalindaqda, masyarakat dapat lebih mudah memahami dan menerima pesan-pesan pembangunan. Kalindaqda sebagai bagian dari budaya lokal dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena masyarakat dapat lebih mudah mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Semoga dengan sentuhan pesan-pesan sosial Kalindaqda, pembangunan dapat lebih berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dilihat dari segi funsinya Kalindaqda, sudah saatnya pemerintah mengembalikan Kalindaqda ke akar budaya Mandar dan sangat penting untuk melestarikan kearifan lokal yang berharga ini. Pemerintah memiliki peran penting dalam memperkenalkan dan melestarikan Kalindaqda melalui satuan pendidikan, sehingga generasi muda dapat memahami dan menghargai nilai-nilai luhur budaya Mandar yang satu ini. Sehingga Kalindaqda dapat terus hidup dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Mandar. Selain itu, pelestarian Kalindaqda juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan budaya lokal.
Kalindaqda memiliki ciri khas yang unik dalam bentuk dan isinya, yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Mandar. Ciri khas ini dapat berupa penggunaan bahasa yang khas, struktur puisi yang unik, atau tema-tema yang spesifik yang terkait dengan kehidupan dan nilai-nilai masyarakat Mandar. Untuk itu, Kalindaqda menjadi salah satu identitas budaya Mandar yang sangat berharga.
Ikatan-ikatan dalam Kalindaqda dapat berupa:
1. Irama dan ritme yang khas
2. Penggunaan bahasa yang metaforis dan simbolis
3. Struktur puisi yang unik dan terstruktur
4. Tema-tema yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, mitos, dan nilai-nilai budaya Mandar
5. Penggunaan kata-kata yang memiliki makna ganda dan kaya akan simbolisme
Dengan ikatan-ikatan tersebut, Kalindaqda menjadi lebih indah, bermakna, dan dapat menyampaikan pesan-pesan yang mendalam kepada pendengar atau pembaca.
Kalindaqdaq terdiri dari sejumlah bait.setiap bait terdiri atas empat larik dengan perbandingan jumlah suku kata yang tetap, yaitu :
a. Larik pertama terdiri atas delapan suku kata
b. Larik kedua terdiri atas tujuh suku kata
c. Larik ketiga terdiri atas lima suku kata,dan
d. Larik keempat terdiri atas tujuh suku kata
Contoh:
Sulo apa dipesulo(8 suku kata)
Engeang di kuqburta(7 Suku kata)
Anna mabaya(5 suku kata)
Lao dipeppoloi(7 suku Kata)
Artinya
Suluh apa digunakan
Saat sudah di dalam kubur
Supaya terang
Kita datang kesana
Lirik di atas merupakan contoh dari Kalindaqda, dengan bahasa dan struktur yang khas. Kalindaqda memang sering menggunakan bahasa yang metaforis dan simbolis, sehingga dapat memiliki makna yang dalam dan kompleks.
Kalindaqda memang menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat Mandar untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. Dalam bentuk syair, puisi atau pantun, Kalindaqda dapat menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan emosional dengan cara yang indah dan bermakna. Ini menunjukkan betapa pentingnya Kalindaqda dalam kehidupan masyarakat Mandar sebagai alat untuk berkomunikasi dan mengungkapkan diri.
Kalindaqda memang memiliki akar etimologi yang menarik, yaitu dari kata "kali" dan "daqda" yang bermakna mencurahkan isi hati. Ini menunjukkan bahwa Kalindaqda memang digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran yang mendalam, serta mencurahkan isi hati dengan cara yang indah dan bermakna. Etimologi ini juga memberikan wawasan tentang makna dan tujuan Kalindaqda dalam budaya Mandar.
Dapat disimpulkan bahwa Kalindaqda memang merupakan salah satu jenis syair atau puisi tradisional yang unik dan khas dalam masyarakat Mandar. Syair atau puisi ini memiliki ciri khas dan struktur yang khusus, serta digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan cara yang indah dan bermakna. Kalindaqda merupakan bagian penting dari warisan budaya Mandar yang perlu dilestarikan dan dipromosikan.
Kalindaqda biasanya dibawakan secara bersama-sama oleh beberapa orang, sehingga menjadi semacam pertunjukan atau ritual budaya yang melibatkan komunitas. Ini menunjukkan bahwa Kalindaqda tidak hanya sekadar bentuk syair atau puisi, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan komunal yang kuat dalam masyarakat Mandar.
Kalindaqda yang dibawakan secara berbalas-balasan memungkinkan para peserta untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka tentang hidup dan kehidupan masyarakat secara interaktif dan dinamis. Ini menciptakan dialog yang kaya dan mendalam, serta memperkuat ikatan sosial dan budaya dalam masyarakat Mandar. Dengan cara ini, Kalindaqda menjadi sarana yang efektif untuk berbagi pengalaman, nilai-nilai, dan perspektif dalam komunitas.
Kalindaq merupakan salah satu karya sastra tertua yang lahir dan tumbuh di masyarakat Mandar, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan kembali. Dengan melestarikan Kalindaq, kita dapat memahami nilai-nilai dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya, serta memperkaya khazanah sastra dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, upaya pelestarian Kalindaq perlu dilakukan secara serius dan berkelanjutan, sehingga generasi mendatang dapat terus menikmati dan menghargai kekayaan budaya ini.
"Lestari Kalindaqda, Terjaga Budayaku" Melestarikan Kalindaqda, kita dapat menjaga dan melestarikan budaya Mandar yang kaya dan beragam. Semoga semangat pelestarian budaya ini dapat terus menyala dan menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk terus menghargai dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini.
(Penikmat sastra & Aktif Menulis Berbagai Media Di Makassar Tahun 90an)
Komentar
Posting Komentar