Siapapun pasti sepakat ketika mendengar atau menyebut nama Mayjend TNI (Purn.) Salim S. Mengga, setidaknya ada dua hal yang sangat menonjol. Pertama, ia adalah putra S. Mengga, seorang militer yang pada masa pergolakan menjadi pimpinan pasukan Mandar Baru. Bupati Polmas (sekarang Polman) periode tahun 1980-1990 yang dijuluki sebagai Bapak Pembangunan Polewali Mamasa. Itu tak bisa disangkal, karena Salim memang lahir dari sosok yang akrab disapa Puang Mengga, Sang Naga Bonar dari Mandar.
Kedua, Salim adalah sosok yang kharismatik dan dalam dirinya menonjol lima hal yang jadi karakternya, yaitu: Sederhana dan Merakyat-dimanapun ia berada selalu bergaul dan mendekati masyarakat di lingkungannya; Taat Beragama; Selalu mau belajar; Memiliki jiwa kebapakan dan mengayomi; Tegas dan bertanggung jawab terhadap amanah yang diemban. Karakter ini menjadikan Salim S. Mengga banyak disegani oleh kawan maupun lawan.
Cukup dua hal itu yang dibahas dan dibahasakan kepada siapapun untuk menemukenali sosok yang saat ini menata diri untuk berkontestasi dalam Pilkada Gubernur Sulawesi Barat 2024 mendampingi Dr. Suhardi Duka atau SDK. Paket SDK - Salim ini diharapkan menjadi muara dari setumpuk persoalan Sulawesi Barat yang belum bisa diurai diusianya yang ke-20 tahun pada 22 September 2024 mendatang.
Salim S. Mengga lahir di Pambusuang, Kampung kelahiran Imam Lapeo, Baharuddin Lopa, Sayyid Alwi atau Puang Toa dan kental dengan sebutan kKappung Annangguru. Tanggal 24 Agustus 2024 (hari ini), usianya telah menginjak 73 Tahun jika berdasar pada dokumen resminya lahir 24 Agustus1951. Salim adalah anak dari Kolonel Purnawirawan S. Mengga (Puang Mengga) yang merupakan Bupati Popmas (1980-1990), Tokoh Militer dan Tokoh Pejuang di Tanah Mandar dari seorang wanita bernama Hj. Nyilang. Salim adalah putra kedua dari 3 bersaudara yaitu: Syarifah Asia S. Mengga (Almarhumah Istri Prof. DR. Umar Shihab, MA) dan Ir. Aladin S. Mengga (Wakil Gubernur Sulawesi Barat periode 2011-2016).
Salim sendiri tercatat memiliki 3 (tiga) orang anak dari hasil pernikahannya dengan Hj. Fatmawati, sosok wanita yang sederhana dan murah senyum, cucu dari seorang tokoh terpandang dari Bugis H. Beddu Solo). Ketiga anaknya itu adalah Mega Kamila al-Attas, Erfan Kamil al-Attas, Amira Kamila al-Attas. Erfan Kamil Al-Attas pernah menjadi anggota DPRD Sulbar periode 2009-2014.
Kecintaan pada daerah Mandar tak bisa dipisahkan dari sosok Salim S. Mengga. Ia begitu memahami dan mencintai daerah ini, maka panggilan nuraninya lebih besar untuk kembali dan membangun kampung halaman, mengalahkan daya tarik kerier militer yang dimilikinya saat itu.
Ketaatan beragama, kewibawaan sikap mandiri dan merakyat, adalah perpaduan dari garis keturunan sang kakek (orang tua S. Mengga), bernama Sayyid Muhsin al-Attas dan neneknya Hj. Cilla, seorang bangsawan Mandar dari keturunan Pammarica. Sehingga Salim S. Mengga begitu fasih melantunkan ayat-ayat Al-Quran dan taat menjalankan ibadah shalat lima waktu, dibanyak tempat sering memberikan cerama-ceramah agama dan khutbah shalat ied.
Sikap merakyat dan rendah hati, itulah yang menonjol dalam sikap keseharian Salim S, Mengga, senantiasa mendengarkan keluh kesah para anak buah, serta bergaul dan bermasyarakat dimanapun dia bertugas.
Maka tidak heran disaat akan meninggalkan pos jabatannya di tempat tertentu (baik sebagai DanYot Kavaleri Ambarawa, Dandim Demak dll) sangat dielu-elukan dan di iringi oleh isak tangis para bawahan yang beliau tinggalkan.
Bahkan ketika Salim S. Mengga menjabat Kasdam IV Diponegoro, para Ulama se-Jawa Tengah menghadap Panglima, meminta beliau untuk menduduki jabatan Pangdam IV Diponegoro, hal itu membuktikan bahwa Mayor Jenderal Salim S . mengga sangat disenangi oleh masyarakat Jawa Tengah khususnya para Kiyai disana, kerana beliau orang yang dianggap JUJUR DAN MERAKYAT.
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : Tahun 1964
SMP : Tahun 1967
SMA : Tahun 1970
Pendidikan Militer
AKABRI : Tahun 1974
SUSSAARCAB KAVALERI : Tahun 1975
SUSSPAHARSAT : tahun 1977
TARDANKI : Tahun 1979
TARKORBANTEM : Tahun 1981
SUSLAPA KAVALERI : Tahun 1984
SUSGUKIL : Tahun 1985
SESKOAD : Tahun 1990
SUSDANDI : Tahun 1993
SUSGATI SUSPOL : Tahun 1995
LEMHANAS : Tahun 2001
JENJANG KEPANGKATAN
Letnan Dua ; 01 12 1974 ; KEP/152/ABRI/1974
Letnan Satu ; 01 04 1977 ; SKEP/398/IV/1977
Kapten ; 01 10 1980 ; SKEP/649/X/1980
Mayor ; 01 04 1985 ; SKEP/420/V/1985
Letnan Kolonel ; 01 04 1991 ; SKEP/116/III/1991
Kolonel ; 01 04 1996 ; KEPRES NO.17/ABRI/1996
Brigadir Jenderal ; 15 03 2001 ; KEPRES RI NO.18/TNI/2001
Mayor Jendral ; 24 10 2003 ; SKEP Pang. TNI NO.SKEP/342/X/2003
JABATAN
Dantor Denkaves DAM XIV Hasanuddin 01-07 1975 SKEP/546/VII/1975
Dantor IKI 101 Yonkav 10 DAM XIV Hasanuddin 01-10978 SKEP/183/X/1978
Dankima Yonkav 10 DAM XIV Hasanuddin 01-01 1981 SKEP/OL/I/1981
Kasi 4 Log Yonkav 10 DAM XIV Hasanuddin 01-06 1983 SKEP/232/VI/1983
Gumil Gol IV Pusdikkav 01-05 1984 SKEP/216/IV/1984
Kasi Trakor Dirbinsen Pussenkav 01-09 1985 SPIRIN/711/X/1985
Wadan Yonkav 2 Serbu DAM IV Diponegoro 01-01 1986 SKEP/199/III/1986
Kasdim 0711/REM/ 071 DAM IV Diponegoro 01-02 1984 SKEP/216/IV/1989
Gumil Gol V Pusdikkav 01-06 1990 SKEP/203/V/1990
Dan Yonkav 2 Serbu DAM IV Diponegoro 01-08 1991 SKEP/320/VIII/1991
Dandim 0716 Demak REM 073 DAM IV Diponegoro 12-06 1993 SPRIN/811/VI/1993
WAAS Sospol Kodam IV Diponegoro 01-10 1994 SKEP/390/X/1994
Assospol Kodam IV Diponegoro 06-12 1995 SKEP/462/XII/1995
Danrem 141/Toddopuli DAM VII Wirabuana 15-08 1997 SKEP/459/VII/1997
DAN Pussenkev 15-02 2001 SKEP/99/II/2001
Kasdam IV Diponegoro 01-02 2003 SKEP/30/II/2003
Wadan Kodiklat TNI AD 30-10 2003 SPRIN/1669/X/2003
Pangdam XVI Pattimura
PENGHARGAAN
Satya Lencana Kesetiaan VIII TH
Satya Lencana Kesetiaan XVI TH
Satya Lencana Kesetiaan XXIV TH
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
Satya Lencana Dwidya Sistha
Bintang Yudha Dharma Nararya
MENANTANG RESIKO
Ketika Mayor Jenderal Salim S. Mengga mengambil LANGKAH TEGAS dengan rela meletakkan semua jabatannya sebagai PANGDAM XVI PATTIMURA maupun pada jabatan WADAN KODIKLAT TNI AD.
Sebagian besar kalangan menyayangkan langkah tersebut, karena karier militer beliau masih memungkinkan meraih pangkat TIGA BINTANG (LETNAN JENDERAL).
Ketika sebagian kalangan menanyakan kepada Mayor Jenderal Salim S. Mengga:
“Apa alasan yang mendasari kepulangan beliau untuk kembali ke tanah kelahirannya, sementara jabatan kerier militer masih begitu bersinar?”
Jawaban tegas beliau mengatakan:
“Justru panggilan nurani saya untuk kembali ke Provinsi Sulawesi Barat, karena daerah ini masih baru dan tidak memiliki apa-apa. Dengan segala kemampuan yang saya miliki, Insya Allah akan saya sumbangkan demi kemajuan daerah ini kedepan”.
Niat dan tekad beliau sangat mulia, namun sangat disayangkan beliau belum mendapat kesempatan.
PENGAKUAN
Prof. DR. H. Umar Shihab
Salim S. Mengga dimata seorang Prof. DR. H. Umar Shihab (Tokoh Nasional dan Ketua MUI di Jakarta):
Salim S. Mengga memiliki kewibawaan yang merakyat dan merupakan satu-satunya putera Mandar yang ditetapkan sebagai Pangdam di Indonesia (Pangdam XVI Pattimura). Dan dalam sikap hidup kesehariannya sangat tidak suka kehidupan yang glamour atau hura-hura.
Salim S. Mengga juga pernah menjabat Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) periode 2013-2018 dan Anggota DPR-RI (mewakili daerah pemilihan Sulawesi Barat) periode pertama 2009- 2014 dan periode kedua 2014-2019.
Sekarang beliau adalah Dewan Penasehat Rabithah Alawiyah DPC Polman, sebuah lembaga pencatatan dan pemeliharaan nasab para sayyid/habib yang berada di daerah Polewali Mandar pada khususnya dan meliputi daerah Sulawesi Barat pada umumnya.
Komentar
Posting Komentar