Sebuah Pelontar Dari Muhammad Munir
Pengambilan Sumpah Anggota DPRD Sulbar yang digelar di Gedung Baru DPRD Sulbar, Kamis, 26 September 2024 dipenuhi wajah baru. Tergantinya sebagian Anggota DPRD Sulbar memang ada yang tak diberi amanah oleh rakyat dan ada pula yang memang tak lagi mendaftar jadi Caleg DPRD Sulbar pada Pemilu kemarin.
Diantara Anggota DPRD Sulbar periode lama yang ikut dikukuhkan kemarin adalah Syamsul Samad, politisi Partai Demokrar dari Dapil Sulbar III (Polman 2). Ia kembali terpilih bersama 12 orang anggota DPRD lama sebagai anggota DPRD Sulbar baru periode 2024-2029. Syamsul terbilang mujur meniti karir politiknya. Berawal ketika lolos jadi Anggota DPRD Polman Pemilu 2009-2014, hanya 1 periode ia jalani kemudian naik jenjang ke DPRD Sulbar dan dinyatakan lolos pada Pemilu 2014-2019. Demikian juga Pemilu 2019-2024, ia melenggang kembali ke Parlemen Sulawesi Barat.
Sebagai politisi yang dikenal komitmen dan konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat Sulbar, ia kembali mengantongi kepercayaan masyarakat itu sampai di hari pelantikan kemarin, 26 September 2024. Bagi Syamsul, capaian ini tak membuatnya kesulitan mendapat gempuran dari politisi baru yang ikut berkontestasi dalam Pemilu. Itu terbukti dengan perolehan suaranya sangat signifikan.
Sukses berkarir di dunia politik menjadikan sosok yang lahir di Balanipa, 4 Oktober 1980 ini tentu tak berlebihan jika digadang-gadang sebagai pemimpin masa depan. Potensi yang dimiliki pemilik Rumah Rutih Palippis ini meniliki sejumlah peluang untuk mencapai puncak karir di Senayan pada Pemilu 2029 atau fokus pada Pilkada Polman periode yang akan datang. Pernyataan ini tentu tak perlu dipertanyakan, sebab Syamsul memulai debutnya di dunia pergerakan semasa mahasiswa dulu. Ia adalah mantan Ketua HMI Cabang Polemaju periode (2003-2005) dan Ketua Karateker HMI Cabang Pers Polman pada 2007.
Dalam dunia organisasi pergerakan, Syamsul telah teruji dan matang , demikian juga di dunia politik, ia telah melampaui ukuran rata-rata politisi yang kali ini memasuki periode ketiganya di Parlemen Sulbar. Politisi lain ada yang hanya bertahan satu atau dua periode saja. Boleh jadi ini karena tak mampu menjaga amanah rakyat yang didalamnya Syamsul bukanlah diantaranya.
Saya kira kita sepakat bahwa pembacaan terhadap karakter politik Syamsul saya anggap telah masuk pada tahapan electability etic dan electability moral. Karakter politik inilah yang dimiliki oleh pemimpin tradisional masa kerajaan di Mandar, dan Syamsul berhasil mengarifinya sehingga ia tak mudah dilupakan oleh mayarakat.
Selamat Bertugas kembali sebagai Wakil Rakyat. Semoga senantiasa eksis pada akses yang telah dipercayakan rakyat. Sehat selalu dan panjang umur.
Komentar
Posting Komentar