Pada Medio tahun 2000-an, seorang lelaki kelahiran Tinambung 31 Desember 1973 mengawali karirnya sebagai Guru PTT di SD 1 Mamuju. Sedikit pun tak tergurat kekecewaan atas profesinya itu. Ia bahkan mampu menyiasati kehidupannya dengan nyambi mengajar Bahasa Arab di MTs dan MA Mamuju. Bahkan dengan rela menghabiskan waktunya ikut menjadi dosen di STIP TPB Mamuju yang kemudian dinobatkan sebagai Ketua Stisipol TPB Mamuju. Aktifitas itu ia lakoni dengan sangat ikhlas dan tentunya bahagia.
Sebagai seorang yang telah mendapatkan banyak ilmu di IAIN Alauddin Makassar (1998) dan Ma’had Al-Birr, Universitas Muhammadiyah (1998), ia tentu tak ingin menyia-nyiakan waktunya untuk tidak mengamalkan ilmu tersebut pada sesama. Niatan mengamalkan ilmunya itulah yang membuatnya tetap semangat. Ia terus menularkannya pada semua yang bisa bermanfaat pada tanah kelahirannya, Mandar. Sosok itu tak lain adalah H. Hajrul Malik, S.Ag., M. Pd.
Siapa sangka, dari segala bentuk perjuangannya mengedukasi warga Mamuju (baca: Sulbar) mengantarkannya pada posisi sebagai Anggota DPRD periode 2004-2009 dan periode 2009-2014.
Secara logika, bagaimana mungkin anak Tinambung mampu menjadi tokoh berpengaruh di Mamuju, Ibu Kota Propinsi Sulbar?. Sangat mungkin pemantiknya adalah keikhlasannya mengamalkan ilmu dan terlibat langsung dalam proses Perjuangan Pembentukan Propinsi Sulawesi Barat periode 1998-2004.
Hal yang perlu dicatat bahwa peran seorang Hajrul Malik dalam membidani kelahiran Propinsi Sulawesi Barat tak boleh dinafikan. Ia adalah salah satu eksponen Laskar I Pasu Tau Taji Barani dibawah Komando Naharuddin yang juga merupakan Sekjen KAPP Sulbar. Hajrul tak hanya aktif secara politik melahirkan Sulbar, tapi juga aktif membangun generasi Sulbar melalui ruang-ruang pendidikan yang ia ampuh sejak tahun 2000an.
Perhatian pada pendidikan memang sangat lekat pada sosok ini. Terbukti saat menjadi Anggota DPRD Mamuju, ia tak terlena dengan sejumlah fasilitas sebagai wakil rakyat. Sebagai seorang yang memiliki ilmu agama yang cukup, ia sadar betul bahwa jabatan itu bukan tujuan, tapi alat saja. Ia sadar bahwa tak mungkin kesempatan it terus-terus bisa ia nikmati. Itulah makanya dalam posisi tersebut, selain ikut Taplai Lemhanas (2008 dan 2009), ia juga mulai mempersiapkan dirinya ikut Pasca Sarjana UNM, meski semuanya baru bisa ia tuntaskan pada tahun 2020.
Termasuk menjadi Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar Fakultas Ekonomi Syariah yang saat masih proses penyelesaian.
Hajrul sejatinya bukan politisi, tapi sebagai pendidik. Hanya saja karena diuntungkan dengan momentum dan tak ingin menyia-nyiakan peluang yang ada sehingga status sebagai politisi dan pendidik yang tak melupakan jati dirinya. Hajrul bukan sosok yang kaget sebagai pejabat. Prinsip hidup sederhana adalah spirit yang ditanamkan orang tuanya sejak awal.
Prinsip itulah yang terus difaktualkan oleh Hajrul dalam setiap ruang dan dimensi hidup yang terenda untuknya.
Maka menjadi pendidik, mengabdi pada masyarakat lewat wadah Fasilitator Kelurahan Program CBD (Community Base Development (2001), Anggota PAHAM Region Sulawesi (2001), Aktif LBH Bantaya Palu Sulteng (2001-2005), Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat IKAL Lemhanas Sulbar, Pembinan Blue Helmet Indonesia, Sulawesi Barat, Ikatan Mahasiswa DDI, Pengurus As’adiyah Sulawesi Barat (2015-sekarang), dan Ketua PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia) Mamuju menjadi hal yang ia nikmati prosesnya.
Menjadi politisi dan Anggota DPRD Kabupaten Mamuju (2004-2014), Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mamuju (2015-sekarang, Ketua Yayasan Arrahman Patiddi (2018-sekarang, Pimpinan Pondok Raudhatul Thalibin Tohri, Mamuju, Komisaris PT. Manakarra Unggul Lestari, Mamuju adalah jalan berkah yang tak lain adalah ganjaran dari keikhlasannya dalam berbagai bentuk pengabdiannya.
Dua pendidikan dan dunia politik di tangan Hajrul bukanlah bara yang bisa membakar tangannya. Tapi menjadi ruang untuk terus berdialektika.
Dalam kapasitas Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Mamuju dan Wakil Koordinator Satgas Pemulihan Bancana Mamuju (2021), serta Ketua Arrahman Patiddi, Pembina Allo Bi’ar Institut Sulbar justru semakin ia nikmati sebab ia lebih leluasa hidup berdinamika.Pun ketika didapuk menjadi Ketua DPD PKS Kabupaten Mamuju (2003-2005), Bendahara DPW PKS Sulawesi Barat (2005-2009), Sekum DPW PKS Sulawesi Barat (2014-2018), Ketua GARBI Gerakan Arah Baru Indonesia) Sulawesi Barat (2018-2020) hingga dipercaya menjadi Ketua DPW Partai Gelora Sulawesi Barat sejak 2020 sampai sekarang ia nikmati dengan niatan yang tentu untuk meningkatkan kapasitas dirinya dan memperluas tali silaturrahmi antara kelompok masyarakat bahkan antar umat beragama di Sulawesi Barat.
Pilkada 2024 kemarin, ia dipercaya oleh Sitti Sutinah merumuskan dan mematangkan strategi pemenangan menuju periode kedua dari putrid SDK itu. Bahkan, Hajrul sekaligus menjadi juru bicara pasangan SDK-JSM dalam kontetasi Pilkada Serentak di Sulawesi Barat. Kemenangan SUTINAH-YUKI dan SDK-JSM adalah kemenangan bersama yang harus memposisikan Hajrul Malik sebagai pemantik. Terlebih sebagai Ketua DPW Partai Gelora yang ikut mengusung pasangan SDK-JSM mutlak lebih mengukuhkan appresiasi dan terima kasih kita terhadap Hajrul.
Sosok pemimpin yang amanah dan muliah salam dari putra mandar desa alu salam hangat dari tanah perantauwan # Kalimantan timur
BalasHapus