Kota yang indah dari hasil kemajuan peradaban era Utsmani. Kota ini banyak lahir ulama besar dan dikunjungi oleh para alim ulama seluruh dunia termasuk dari ulama dari Mandar ada yang mengharuskan kesana untuk menyambung sanad keilmuannya.
Salah satu ulama itu adalah KH. Muhammad Tahir Imam Lapeo. Di Kota ini beliau melakukan rihlah untuk menautkan salah satu sanad keilmuannya di Istanbul Turki.
Kota ini begitu berkesan bagi Imam Lapeo, sehingga model masjid Nuruttaubah pada zamannya menggunakan model yang sama, yakni menara. Menurut sumber, awalnya masjid lapeo adalah sebuah langgar yang bangunannya mirip joglo, sebagaimana masjid pada umumnya.
Setelah Imam Lapeo menetap di Mandar, langgar itu dibangun dalam bentuk masjid berarsitektur masjid di Kota Istanbul. Proses pembangunannya sampai punya menara memakan waktu hampir 40 tahun. Menara baru bisa terbangun saat Jepang masuk ke Mandar 1943-1945. Menara itu kemudian berdiri atas bantuan tentara Jepang.
Mengenai dimana Imam Lapeo tinggal di Istanbul dan siapa nama guru yang ia cari sampai ke Istanbul masih dalam penjejakan. Yang pasti Istanbul menjadi kota kenangan bagi Imam Lapeo, bahkan salah satu gelarannya yang sangat lekat dengan Istanbul adalah panggilan anak cucunya: KANNE' AMBOL .
Saking seringnya ia bercerita dan menjadikan gurunya di Istambul sehingga ia dijuluki Kanne Ambol.
Ada tanggapan ?
Diskusi dibuka untuk semua
@semua orang
Komentar
Posting Komentar