Reportase Muhammad Munir
Minggu, 1 September 2024. Ketika Bintang gemintang menggelantung diatas langit lazuardi. Angin sepoi rekah dari bibir-bibir alam yang rancu. Sebuah rumah berarsitektur moderen menjulang ke langit. Dari serambi belakang rumah nampak view laut Teluk Mandar serupa permadani yang menghampar. Rumah Putih, menjadi salah satu properti keindahan yang melingkupi obyek wisata pantai Palippis. Rumah itu lahir dari gagasan seorang Syamsul Samad, politisi muda Partai Demokrat yang karirnya cukup cemerlang di dunia politik.
Palippis adalah salah satu situs purba yang kemudian menemukan takdirnya sebagai sumbu peradaban awal di Mandar. Dari sinilah ritus Puang Sodho, Pa'bicara Kayyang pertama Balanipa mulai ditulis. Dari sini pula, I Manyambungi pertama kali meretas kekuatan Kerajaan Passokkorang dengan membantai Tomakaka' I Kayyang Palasang. Dengan demikian, Palippis tentu tak boleh hanya dimaknai sebagai obyek wisata, lebih dari itu Palippis adalah sumbu peradaban tua yang ditandai dengan singkapan keramik spesifikasi Yuan (1300-1400 M) serta temuan gerabah berhias yang menunjukkan bahwa Palippis adalah kampung kuno pada ribuan tahun lalu.
Malam ini kemudian menjadi tempat berkumpulnya ratusan relawan yang mengusung SDK-JSM maju di Pilkada Gubernur Sulbar 2024-2029. Saya menyebutnya sebentuk Assitalliang di Palippis karena hadirnya dua sosok penting dalam garis perjuangan yakni Suhardi Duka dan Jendral Salim S. Mengga sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat. Acara bertajuk konsolidasi ini juga dihadiri oleh Syamsul Samad (Ketua Tim Relawan) selaku ahlul bait yang didapuk sebagai pemandu jalannya lalu lintas diskusi antara tim dengan SDK dan JSM. Ary Iftikhar Koje dan sejumlah politisi Anggota DPRD Kabupaten dan Propinsi dari partai pengusung juga nampak hadir membersamai.
Maka jadilah gemuruh gelombang semangat membuncah untuk menitipkan harapan pada calon nakhoda baru bagi perahu yang bernama Sulawesi Barat. SDK dan JSM memantik para relawan dengan sangat piawai membentangkan kerangka strategi pemenangan. Demikian juga JSM tampil khas memberi wejangan bahwa kemenangan harus diraih dengan santun dan bermartabat. Rakyat harus diperlakukan sedemikian baik, sebab kita yang membutuhkan keterlibatan mereka dalam mengawal kemenangan. SDK dan JSM adalah alasan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan. 'Kali ini kita harus bisa memenangkan pertarungan". Pantik SDK dengan membeberkan beberapa klan besar di Polman yang kerap mengisi perhelatan politik daerah ini. "Klan Manggabarani, Mengga dan Masdar. Kini muncul klan baru bernama Singkarru. Klan Manggabarani telah redup, sisa klan Masdar, Mengga dan Singkarru. Dua diantaranya adalah koalisi kita untuk menjadi pemenang". Pungkas SDK yang disambut pekikan Allahu Akbar dan kata Amin dari 300 relawan yang hadir.
Acara berlangsung cukup alot dan seru dengan hadirnya sejumlah pemuda potensi yang ikur mewarnai jalannya acara. Ada Hamka, Allink Tapol, Hervol, Elly, dan lainnya memberikan kritik saran yang membangun. Termasuk saya juga ikut nimbrung menyampaikan titipan harapan untuk pemajuan kebudayaan dan pengembangan literasi di Sulbar. Kendati mungkin dianggap terlalu prematur disampaikan, namun konsep visi misi SDK -JSM mesti mengikat program ini agar ketika terpilih, keduanya akan abadi layaknya para pemimpin di Pitu Ulunna Salu dan Pitu Ba'bana Binanga yang pola laku dan pesannya yang tak lekang oleh zaman.
Itulah makanya, saya kerap menyiapkan waktu untuk hadir sebagai penyaksi beberapa peristiwa penting dalam kancah perjuangan SDK-JSM. Baik itu di Polman, Mamuju dan Insyaallah ditempat lainnya. Saya ingin merasakan dan menikmati dinamika dan dialektika politik yang mereka bangun. Saya ingin menuliskan berbagai momen penting yang nantinya jejak mereka dibaca oleh masyarakat Sulawesi Barat. Ini torehan tentang Palippis, SDK dan JSM yang kelak menjadi episentrum lahirnya calon pemimpin yang berkarakter seperti SDK, yang kharismatik layaknya JSM. Sukses selalu dalam pantauan dewata dia, Tuhan semesta alam.
Begitu juga tiap tiap wilayah kewedanan Seperti Mamasa, ada kampung Tua namanya TUMANGKE, disitulah muncul tongkonan yang sempurna yang telah dibuat nenek Bonggamanan, bersama anaknya Demmanongkan sebagai tempat orang tua Tonmakada,
BalasHapusDalam menata kehidupan
Mas
asyarakat. Di Mamasa khu
susnya di Wilayah Balla, semoga dari kampung inilah boleh Lahir peemimipin yang bercita cita mengarungi masadepan Mamasa Emas 2024
Terima kasih