Oleh: Mukhtar
Ayam adalah makhluk kecil yang punya kemampuan membaca ayat-ayat kauniyyah. Nalurinya dalam membaca pergantian sunnatullah, itu terlihat ketika matahari sudah mulai terbenam di ufuk barat. Ayam yang seharian mencari makanan yang terdiri dari makhluk-makhluk melata yang biasanya bersarang di batang kayu yang sudah lapuk, demikian pula melata lain yang nasibnya bersarang di sela-sela tanah.
Waktu menjelang malam, kawanan ayam tersebut mulai meninggalkan medan pencariannya, lalu kemudian kembali ke sarangnya untuk beristirahat. ayam mampu merasakan bahwa malam akan segara tiba. Dia segera ingin melepaskan lelahnya yang seharian beraktifitas.
"Rumah" yang paling membuat ayam itu tenang adalah pohon- pohon yang tidak terlalu besar. Di situlah ayam bertengger menikmati waktu istirahatnya bersama kawanannya. Sengaja memilih pohon yang tidak terlalu besar supaya tidak terlalu menguras sayapnya untuk terbang ke atas, di samping itu anak-anaknya yang belum punya kekuatan untuk terbang bisa mengikuti induknya yang mau beristirahat.
Anak- anaknya yang masih kecil di boyong ke atas sambil mencari tempat yang memungkinkan bisa saling berdekatan dengan anak-anaknya.
Ketika tiba waktu menjelang subuh Suara-suara ayam menjadi alarm untuk membangunkan manusia untuk kembali mengingat Tuhannya. Ayam berkokok selalu tepat dalam mengeluarkan bunyinya. Dia selalu berbunyi di waktu menjelang subuh. Suaranya bukanlah suara biasa. Suaranya menyimpang Kesakralan dengan membawa berita langit kepada manusia. Lantunan bunyi yang terdengar di subuh senyap, penanda bahwa malaikat sedang turun ke bumi. Artinya ayam menyaksikan pada saat malaikat turun.
Bahasa agama yang mengimformasikan tentang misteri suara ayam dapat dilihat riwayat yang menyinggung tentang suara ayam, namun kualitasnya belum bisa dipastikan kevalidannya menurut pendekatan kaidah ilmu hadis sebelum dilakukan penelitian.
Adapun redaksi hadis tersebut, _" Idza sami' tum siyaha ddayyakati, pas alullaha min fadhlihi painnaha Ra,at malakan"_ ( Jika kalian mendengar ayam berkokok, maka berdoalah kepada Allah minta karunia-Nya, karena sesungguhnya ia melihat malaikat )
Dalam riwayat lain " _sesungguhnya ayam itu juga melantunkan azan ketika malaikat pembawa Arsy melantunkan azam". ayam berkata:" _yaaghafiluun, uzdkurullah_" ( wahai orang-orang yang lupa, ingatlah Allah).
Riwayat-riwayat yang berkaitan dengan kesakralan suara ayam di waktu tertentu, secara teologis dapat diyakini berdasarkan argumen bahwa semua makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki misteri dan kelebihan masing-masing.
Bukankah semua benda- benda, baik benda mati maupun benda hidup semuanya bertasbih memuji Allah "
_Tusabbahulahussamawatu ssab' u wal ardhu wa man fi hinna"_( langit yang tuju dan bumi, senangtiasa bertasbih dan apa yang ada di dalamnya).
Keunikan-keunikan yang terdapat pada ayam, di samping suaranya yang mengingatkan manusia untuk berdzikir, kemampuannya membaca ayat-ayat kauniyyah pergantian siang dan malam, juga bisa dilihat dari sisi kreatifitasnya dalam mencari rezki. Ayam adalah salah satu makhluk kecil yang memiliki kasab yang ulet mencari makanan.
Hidupnya tidak pernah diam di siang hari, kecuali jika sementara mengerami telurnya kurang lebih setengah bulan.
Ketika ayam turun dari pohon tempat ia bertengger, lalu ia kembali melakukan rutinitasnya menelusuri lorong-lorong ketidakpastian yang bisa diharapkan buat pengganjal perut, tapi sepertinya dia begitu meyakini bahwa di sana ada secuil harapan yang menjanjikan.
Hidup ini adalah setitik harapan. Andaikan bukan kita tidak digerakkan harapan, kemungkinan kita tidak akan mampu bertahan hidup. Hidup ini adalah kenyataan, maka orang harus senangtiasa berusaha sesuai jalan kita masing. Hidup ini memang adalah gerak. Dalam mencari pengganjal perut yang halal,harus dilakukan dengan cara bergerak. Meskipun di suatu tempat terdapat sesuatu yang tidak pasti, orang tidak boleh putus harapan untuk mencarinya. Mungkin butuh pengorbanan, penantian panjang dalam menelusuri "lorong-lorong ketidakpastian" seperti apa yang dilakukan oleh ayam.
Rezki sudah dalam " skenario" yang di atas. Oleh karena itu, rezki tidak akan pernah salah alamat. Janganlah terlalu bernafsu untuk mengumpulkan harta sebanyak mungkin ( apalagi dengan cara yang tidak benar), tetapi
kumpulkan harta yang berberkah walau sedikit.
_Wallahu 'alamu bishshawab_
Pinrang, 14 Desember 2024
Komentar
Posting Komentar