GUBERNUR TERPILIH SULBAR ADALAH REFRESENTASI SUARA TUHAN.


Oleh: Mukhtar

      Pesta demokrasi sudah selesai dihelat, adu gagasan sudah berakhir, petugas penyelenggara pemilu telah menetapkan para pemenangnya. Para tim sukses menyambutnya dengan penuh suka cita para jawaranya masing-masing. Kini saatnya retorika politik ditunaikan.

     Siapapun paslon yang terpilih, dia adalah putra-putra terbaik daerah yang kita harus sambut dengan penuh suka cita. Meski ada pihak-pihak Paslon lain yang merasa dirugikan siap untuk mengajukan gugatan ke mahkamah konstitusi. Tapi itulah yang sering terjadi jika ada yang merasa tidak puas dan dirugikan oleh kontestan sebagai pemenang.

      Semua yang terlibat dalam kontestan politik sejatinya siap dengan segala konsekwensinya. Siap menang dan siap kalah. Bagi yang menang , sejatinya mewujudkan janji-janji politinya untuk menyejahterakan umat, bukan sekedar melampiaskan" birahi politik" yang tidak amanah. Bagi yang kalah tetaplah tegar, tetap punya niat untuk membantu mengsejahterakan umat bersama yang menang. Tidak mesti duduk di dalam pemerintahan bisa ikut memikirkan nasib rakyat, bukan justru terbenang dalam suasana merasa" impoten politik".

    Menelisik Situasi yang terjadi dalam leksis kemandaran,  pesta demokrasi yang baru selesai dihelat di Sulawesi Barat terutama pemilihan gubernur juga tidak luput dari sorotan media. Para pengamat politik turut memberikan komentar dengan segala konstelasinya. 

       Kini sebagian besar  rakyat Sulbar telah menunjukkan keberpihakannya pada pasangan yang terpilih. Ini indikator yang cukup jelas bahwa pasangan yang terpilih adalah putra-putra terbaik dari  jazirah mandar. 

        Suara rakyat Sulbar telah ikut merefresentasikan " suara langit". Ada kalimat sakral dalam dunia politik "Suara  rakyat suara Tuhan" meskipun ungkapan ini berawal dari dunia pengadilan bagi yang bersengketa yang diharapkan keputusannya betul-betul bisa mewakili  keputusan Tuhan di bumi .

      Logika sederhananya, melawan pilihan rakyat berarti melawan pilihan Tuhan. Memang  ungkapan sakral itu tidak berangkat dari Postulat teologi dan kitab suci, tapi tafsirnya menga ndung arti bahwa rakyat harus diperhatikan sebagai menyambung lidah kehendak ilahi, rakyat sejatinya ikut menentukan nasibnya yang diamanahkan kepada pemimpin yang dikehendaki oleh Tuhan lewat rakyat. 

         Itulah sebabnya, tak jarang dalam realitas sosial politik, sudah banyak pemimpin yang berakhir dengan trangis karena diturunkan secara paksa oleh  rakyat. Bahkan tak jarang pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaannya akan berakhir di balik jeruji besi.

       Mohon ijin, sedikit saya memberi catatan sederhana yang mungkin bersifat subyektif mengenai ketokohan gubernur terpilih tahun ini, yang sudah pasti Tuhan sudah menghendakinya dengan  " teka-teki takdir" sebelum terpilih jadi gubernur.

     Jalan hidupnya telah memilih dunia politik yang mungkin menjadi pegangan prinsipnya bahwa pemerintahan dan dunia politik adalah salah satu jalan untuk menyampaikan kebenaran. 

     Kemenangannya menjadi gubernur, tidak terlepas dari pengalaman politiknya yang cukup matang, baik di birokrasi maupun sebagai legislator. 

     Pendidikannya yang mentereng, telah mematangkan pemikirannya dalam menyampaikan gagasan.    Retorika politiknya yang tertata dan santun menunjukkan dirinya adalah seorang politik yang terdidik secara akademik. Demikian pula yang sikapnya yang santun tanpa pandang bulu, menjadi penanda bahwa dia jauh dari kata arogan dan angkuh.

      Menyorot latar pendidikannya, gubernur terpilih ini, persoalan   zakat terkait dengan kesejahteraan umat menjadi pilihan kajianya untuk memperoleh gelar doktor. Kajian tentang zakat bagi seorang politisi memang agak kedengaran tak biasa seperti layaknya bagi seorang doktor   studi Islam. 
         Boleh jadi yang menjadi motif dia mengkaji zakat karena zakat terkait dengan kesejarteraan. Zakat dalam diskursus Islam adalah bagian dari ibadah sosial.

      Kecintaannya kepada agama dan pendidikan agama, kedua anaknya memilih perguruan tinggi agama sebagai almamater kebanggaannya. Perguruan tinggi agama Islam terbesar Indonesia Timur itulah yang mengantarkannya dalam  menyabet gelar doktor.
        Terpilihnya jadi gubernur Sulbar adalah bagian dari takdir lewat suara -suara Tuhan yang diwakili oleh rakyat. Semoga gubernur yang terpilih dalam keadaan sehat bersama wakilnya dan tetap amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di muka bumi.

_Wallahu 'Alamu bishshawab_

Majene, 11 Desember 2024

Komentar

  1. Assalamualaikum wr wb.
    Kami atas nama pecinta sejarah Mandar sekaligus penikmat sejarah budaya Mandar, sangat mengharapkan dan mengalu_alukan harapan kami kpd siapa pun pemimpin Sulbar MALAQBIQ agar kiranya dpt memperhatikan aspirasi demi kemajuan penelitian sejarah Mandar sebagai mn harapan kami agar sejarah budaya Mandar dpt lbh akurat dan maju mnjdi Hasanah budaya yang mempengaruhi kemajuan sejalan perkembangan pembangunan kebudayaan kesenian dan pariwisata yang lebih mendunia dpt dikenali oleh segenap lapisan masyarakat dunia selamanya, agar dapat generasi penerus memahami arti budaya Mandar, sekali lagi kami mengharapkan bantuan pemikiran dan tentunya dpt dituangkan dlm setiap penganggaran di APBD setiap tahunnya untuk dpt dijadikan sebagai hari memperingati hari bersejarah budaya Mandar kita malaqbiq..... Harapan kami... Tabeq Maraya 🙏🙏🙏 wsslm

    BalasHapus

Posting Komentar