Syarifah Nur Abbas adalah salah satu putri Sayyid Abbas. Ia terlahir sebagai Syarifah dari marga As-Siraj. As-Siraj adalah marga Arab keturunan Sayyid yang ada di Mandar. Mereka sebagian besar ada di Desa Bonde, termasuk Syarifah Nur Abbas, S Usman Abbas bersaudara. Jumlah mereka tidaklah terlalu signifikan laiknya marga Bin Sahil Jamalullail atau pun Al-Attas. Bahkan bisa dikatakan hanya dirinya dan saudara-saudara serta ayahnya yang bermarga As-Siraj. Selebihnya ia tidak mengetahui kalau pernah ada lainnya selain dari keluarga mereka.
Penyebaran marga As-Siraj menurut Hamzah Durisa (2018), adanya di daerah Bugis. Konon S. Ali As-Siraj datang ke Bugis menyiarkan Islam di daerah Bugis, Dari sana kemudian ke Bonde. Sebelum ke Bonde, Ia pernah menikah disana dan memiliki keturunan. Kemudian di Bonde ia menikah dengan salah seorang warga yang bernama Sitti Dawiyah. Dari sini lahirlah Sayyid Abbas Ali As-Siraj.
Perkiraan peristiwanya terjadi pada tahun 1920an.
Kedatangannya masih sangat belakangan ketimbang kedatangan orang Arab sebelumnya. As-Siraj ini pun merupakan bangsa Arab dari Yaman. Kedatangan Ali As-Siraj sampai ke Mandar juga dalam misi dakwah.
Kebulatan tekadnya untuk melanglang buana ke berbagai belahan dunia juga dikuatkan oleh penentangannya terhadap keputusan raja di negerinya.
Memilih daerah Campalagian khususnya di Bonde juga karena pertimbangan disana banyak yang bisa berbahasa Arab. Tentu saja karena Campalagian banyak pengajian kitab kuning, mulai dari kitab dasar atau pengajian dasar hingga kitab kuning atau yang sering disebut dengan kitab gundul.
Jalur kedatangan lain adalah pernikahan. Yang dimulai dari Sayyid Miswar As-Siraj yang menikah dengan Farhanah binti Muhsin Al-Attas, cucu dari Puang Bela (S. Kaharuddin) saudara kandung Sayyid Mengga (Puang Mengga). Miswar As-Siraj adalah cucu dari Habib Miswar As-Siraj yang tak lain adalah anak sepupu dari Syarifah Nur dan memiliki keturunan di Bonde Kecamatan Campalagian.
Dari sinilah Syarifah Nur Abbas bersaudara menata hidupnya sampai sekarang. Ia lahir dari pernikahan S. Abbas Ali As-Shiraj dengan Hj. Asni Disseng. Lahir di Bonde, 31 Juli 1969 bersama saudara-saudaranya yang lain, yakni S. Usman, Syarifah Marwah, Syarifah Aminah, dan Syarifah Fadilah. Pendidikan dasarnya ia awali di SD 07 Parappe kemudian anjut ke SMP Negeri 1 Campalagian dan selesai di SMA Negeri 1 Polewali.
Tahun 1994, Ia berhasil meraih gelar SH di Universitas Muslin Indonesia (UMI) Makassar. Berbekal ijazah sarjana tersebut, ia terangkat jadi ASN pada tahun 2014 dan sekarang berstatus sebagai Kepala MTs. Pergis Campalagian. Sejak tahun 1997, wanita terkenal tegas dan berani ini menjadi seorang ibu setelah putra pertamanya lahir dan diberi nama James. Nama yang unik dan tidak lumrah diberikan pada keluarga Syarifah mmaupun Sayyid.
Tapi demkianlah Ummi Syarifah, jika ia memutuskan sesuatu, tak akan ada yang berani menentang, apalagi jika ada yang coba menantangnya, ia bahkan bisa melupakan jati dirinya sebagai wanita. Anak kedua dan ketiganya pun demikian, namanya adalah Madelina dan Calvin. Namun berbeda dengan anaknya yang keempat, ia memberinya nama Farhan Mandar (perpaduan Arab dan Mandar).
Selama berinteraksi dengan Ummi Syarifah, penulis merasakan sikap keibuan, sopan meski ketegasannya selalu menjadi yang utama. Ia loyal dan royal jika ia mendukung seseorang. Penulis merasakan itu saat Pilkada Gubernur Sulbar kemarin, persoalan uang bahkan tak pernah menjadi masalah bersma Ummi Syarifah.
Andai ia bukan ASN, mungkin saja ia akan menggunakan semua waktunya untuk SDK-JSM, tapi sayang, ia dibatasi oleh aturan yang mengikatnya sebagai aparatur Negara. Tapi sebagai keluarga, JSM adalah harga mati baginya.
Komentar
Posting Komentar