SURAIDAH SUHARDI || Membangun Pribadi Berkarakter Masa Depan

Dr. Hj. Sitti Suraidah Suhardi, M.Si, demikian nama lengkap dari politisi yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sulbar periode 2024-2029. Sebelumnya, ia adalah Ketua DPRD Sulbar periode 2019-2024. Bergesernya jabatan itu disebabkan Demokrat mengalami penyusutan perolehan suara di beberapa dapil hingga Golkar menyalipnya. 

Suraidah lahir di Makassar, 30 Juli 1986. Ia adalah putri kedua dari Suhardi Duka dengan Hj. Harsinah Dg. Ngasseng. Ia lahir di tahun yang bertepatan dengan keputusan SDK pulang ke Mamuju untuk membangun kariernya yang saat itu telah mengantongi SK sebagai PNS di Depatemen Penerangan. SDK menikah dengan Harsinah saat masih berstatus mahasiswa, tepatnya pada tanggal 25 Mei 1983. Praktis anak pertamanya yakni Sitti Sutinah dan Sitti Suraidah lahir di Makassar. Itulah makanya, Suraidah dan Sutinah menempuh pendidikan dasarnya di SDN Binanga, meski keduanya lahir di Makassar.  

Jenjang pendidikan lanjutannya ia tempuh di SLTPN 1 Mamuju (2001) kemudian lanjut ke SMA Nahdiyat Makassar (selesai tahun 2004). Adapun jenjang pendidikan S1-nya ia tempuh di STIE Muhammadiyah Mamuju (2010) dan lanjut S2-nya di Universitas Indonesia Timur Makassar (2013) dan puncaknya, Suraidah menyandang gelar doktoralnya di UIN Alauddin Makassar pada tahun 2022. 

Suraidah tumbuh dan berkembang menjadi anak yang tangguh, suaranya lantang dan tegas, tatapan matanya tajam. Meski dibalik itu, ia memiliki kebiasaan sakit ketika ditinggal oleh ayahnya keluar daerah. Bahkan, SDK harus menjahit baju khusus yang diperlihatkan kepada Suraidah ketika ia perjalanan dinas. Lewat baju itu, kerinduan Suraidah kepada ayahnya tak meradang dan merasa nyaman dengan baju bapaknya itu. Mungkin karena itu, SDK menjadikan putrinya sebagai politisi, bukan sebagai ASN. 




Tahun 2006, Suraidah mendaftar sebagai ASN tapi tidak diluluskan oleh ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Bupati. Disinilah integritas SDK benar benar terfaktualkan. Sebagai bupati, ia bisa saja meluluskan anaknya, tapi urung dilakukan untuk menjaga integritasnya. Berbeda dengan Sutinah, SDK memberi peluang kepadanya untuk mengabdi sebagai ASN, meski akhirnya ia dipertemukan takdirnya sebagai politisi dan menjadi perempuan bupati yang pertama di Mamuju. 

SDK merasa yakin bahwa Suraidah cocok menjadi politisi karena sikapnya yang pemberani dan bisa diandalkan. Itu dibuktikan ketika ada kegiatan SDK yang tak bisa dihadiri, Suraidah menjadi sosok pengganti dan diterima baik oleh masyarakat. Suraidah akhirnya dijahitkan baju warna biru khusus untuk menghadiri undangan yang mewakili ayahnya seperti membawakan sambutan dalam berbagai acara seperti pernikahan, khitanan dan acara keagamaan lainnya. Bahkan tak jarang, Suraidah yang menemui tamu SDK ketika tak ada di rumah.   

Ketika usianya menginjak 20 tahun, Suraidah memutuskan untuk terjun ke dunia politik, meski pada saat yang sama ia lulus sebagai ASN setelah mengabdi selama 4 tahun (2006-2009) sebagai tenaga kontrak aspri wakil bupati. Pada saat Suraidah lulus ASN, ia juga telah membuat pilihan untuk mengikuti jejak ayahnya berorganisasi di KNPI, menjadi pimpinan partai Demokrat Mamuju dan mulai mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Mamuju pada tahun 2009. Ia lolos dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Mamuju periode 2009-2014. Pada Pemilu 2014, ia kembali mencalonkan diri dan berhasil mengantarkan Demokrat sebagai partai pemenang di Mamuju. Kemenangan ini membuatnya duduk sebagai Ketua DPRD Mamuju sekaligus sebagai Ketua DPC. Partai Demokrat di Mamuju yang dijabatnya sejak 2007.

Setelah dua periode di DPRD Mamuju, Suraidah kemudian mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Sulbar pada Pemilu 2019. Lagi-lagi keberuntungan berpihak padanya. Demokrat menjadi pemenang Pemilu di Sulawesi Barat dan mendapuknya sebagai Ketua DPRD Sulawesi Barat 2019-2024. Posisi sebagai Ketua DPRD Sulbar tak mampu dipertahankan pada Pemilu 2024, lantara Golkar berhasil menyalip perolehan suara Partai Demokrat. Meski demikian, Suaridah mendapat posisi sebagai Wakil Ketua bersama Amelia Aras sebagai ketua DPRD Sulbar.

Ketika SDK menyelesaikan pengabdiannya sebagai Bupati Mamuju, Suaridah ditawari untuk jadi Calon Bupati Mamuju. Saat itu SDK banyak mendengar suara dari masyarakat. Ia mendapatkan masukan ada di antara keluarganya maju, apakah anak atau saudara. Pilihan jatuh kepadanya, tapi Suraidah bilang, “Pak saya lebih suka di legislatif. Saya sudah enjoy di sana. Saya ga’ bisa bangun pagi, harus berkantor tiap hari.” Ucap Suraidah sebagaimana dikutip Tina dalam buku Sarman Sahuding (Kompas, 2023). Cerita Sutinah ini menegaskan bahwa Suraidah itu tak punya ambisi jadi kepala daerah. Maka pilihan kemudian jatuh padanya. Tina yang saat itu telah menjadi Kepala Dinas membuat keputusan mengikuti petunjuk garis tangannya semata. Bahwa harus masuk ke politik dan berlaga di palagan politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Mamuju, itu juga pilihan yang harus dia jalani selanjutnya. Terbukti, Tina kini menjadi Bupati dua periode dan tercatat sebagai perempuan pertama yang jadi Bupati Mamuju.   

Begitulah jalan panjang karir politik seorang Suraidah yang cenderung menanjak seiring pada proses penyelesaian studinya sampai ke jenajang S3 dan berhak menyandang gelar doktor. Ia berhasil menamatkan pendidikan S3-nya dalam kurung waktu 2 tahun 11 bulan 29 hari tepat pada tanggal 29 Desember 2022. Ia mengambil judul “Komunikasi Politik Elektorat di Sulawesi Barat” dengan predikat cumlaude di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam skala Sulbar, SDK benar-benar sukses menjadikan putra putrinya sebagai sosok yang menginspirasi.

Sampai kini, selain menjadi unsur pimpinan di DPRD Sulbar, Suraidah juga sibuk diberbagai organisasi yang sebagian besar mendapuknya sebagai ketua. Diantara organisasi yang maksud itu adalah Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI) Propinsi Sulawesi Barat; MPW ICMI Orwil Sulawesi Barat; DPC Demokrat Mamuju, DPW Srikandi Pemuda Pancasiila Sulawesi Barat; Dewan Kehormatan PMI Sulawesi Barat; KNPI Mamuju.

Selain organisasi yang mendaulatnya sebagai ketua, namanya juga menjadi Anggota Mabida Gerakan Pramuka Sulbar; Pengurus DPP KNPI; Pengurus DPN Asosiasi DPRD Kabupaten Se Indonesia; Pengurus Pemuda Pancasila MPW Sulawesi Barat; Wakil Ketua Kwacab Gerakan Pramuka Mamuju; Anggota Mabicab Gerakan Pramuka Mamuju; dan Anggota Radio Antara Penduduk Indonesia (RAPI) Daerah Sulawesi Barat (JZ34IDA). 

Atas segala bentuk pencapaian dan prestasinya tersebut, wajar jika kemudian jika ia diganjar dengan berbagai penghargaan. Diantara penghargaan yang pernah ia terima antara lain sebagai Gender Champion dari Bupati Mamuju (2023); Mitra Kerja BKKBN dari Kepala BKKBN Pusat (2022); Media Awards dari Harian Sulbar Express (2018); Pemberian Gelar Kehormatan dari Kesultanan Surakarta (2017).      

Komentar