WARISAN SASTRAMU TETAP
ABADI DALAM HATI
Oleh : Almadar Fattah
Ingat to mala’biqta Husni Djamaluddin, putra terbaik Mandar yang berjiwa besar, jurnalis ulung, penyair handal, dan aktivis politik yang gigih. Lahir di Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat pada tanggal 10 November 1934 dan wafat pada tanggal 24 Oktober 2004, dengan semangat dan idealisme, beliau mengabdikan dirinya untuk kebenaran dan keadilan.
Dengan pena yang tajam dan kata-kata yang bijak, beliau menuliskan sejarah dan menginspirasi banyak orang. Aktivitas politiknya penuh dengan keberanian dan keteguhan berjuang untuk hak-hak rakyat dan keadilan sosial.
Walaupun beliau telah pergi untuk selama-lamanya, warisan dan semangatnya tetap hidup dalam hati kita. Mari kita kenang dan hargai kontribusi beliau, Sebagai jurnalis, penyair, dan aktivis politik yang tak kenal lelah.
Husni Djamaluddin merupakan salah satu sastrawan Indonesia yang telah memberikan kontribusi dalam dunia sastra Indonesia. Meskipun mungkin tidak terlalu banyak dibicarakan lagi, karya-karyanya tetap memiliki nilai sastra yang tinggi dan dapat menjadi inspirasi bagi generasi sastrawan muda.
Kontribusi Husni Djamaluddin dalam dunia sastra Indonesia dapat dilihat dari karya-karyanya yang mencerminkan kehidupan sosial, budaya, dan politik pada masanya. Ia juga dapat menjadi contoh bagi sastrawan lain untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi dalam dunia sastra.
Husni Djamaluddin memang sastrawan yang memiliki reputasi dan pengaruh luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan wawasan yang luas dan komprehensif, beliau dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan memiliki dampak signifikan dalam dunia sastra.
Sifat-sifat seperti berani,jujur,sederhana, tegas, dan bijak tercermin dalam karya-karyanya dan kepribadian Husni Djamaluddin sebagai sastrawan. Beliau dapat menjadi contoh bagi generasi sastrawan muda untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi dalam dunia sastra.
Husni Djamaluddin sebagai sosok penyair nasional yang berpengaruh, telah banyak memberikan inspirasi dan motivasi bagi penyair muda progresif pada tahun 1980-1990an. Dengan karya-karya dan kepribadiannya, beliau menjadi teladan bagi generasi sastrawan muda untuk terus berkarya dan mengembangkan bakatnya.
Husni Djamaluddin memiliki peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi perkembangan sastra Indonesia pada masa itu, dan warisannya masih dapat dirasakan hingga saat ini.
Husni Djamaluddin memang dikenal sebagai penyair nasional dan memiliki julukan "Panglima Puisi" di Sulawesi Selatan. Julukan ini menunjukkan bahwa beliau memiliki pengaruh dan reputasi yang kuat dalam dunia sastra, khususnya di Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur.
Sebagai Panglima Puisi, Husni Djamaluddin telah memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mempromosikan sastra di Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur, serta menginspirasi generasi sastrawan muda untuk terus berkarya.
Karya-karya Husni Djamaluddin yang masih tersimpan rapi dalam hati para sastrawan dan penikmat sastra, adalah :
1. Puisi Akhir Tahun (1969)
2. Obsesi (1970)
3. Kau dan Aku (1974)
4. Sajak-sajak dari Makassar (1974)
5. Toraja (1979)
6. Bulan Luka Parah (1986)
7. Berenang-renang ke Tepian
8. Antologi Puisi ASEAN Buku III (1978)
Karya-karya ini menunjukkan bahwa Husni Djamaluddin adalah seorang penyair yang produktif dan memiliki pengaruh dalam dunia sastra Indonesia.
Husni Djamaluddin memang dikenal sebagai penyair yang berani dan jujur dalam menyampaikan pesan-pesan sosial melalui puisinya. Pilihan diksi yang tepat dan bahasa yang indah membuatnya mampu menyampaikan pesan-pesan yang kuat dan mendalam kepada pembaca.
Puisi-puisinya yang epik seringkali menggambarkan realitas sosial dan politik yang terjadi pada zamannya, dengan cara yang lugas namun tetap estetis. Karyanya yang berani dan jujur telah menginspirasi banyak orang dan meninggalkan warisan sastra yang berharga bagi bangsa.
Husni Djamaluddin sebagai sosok yang berpengaruh dan inspiratif, terutama bagi anak muda pada masanya. Beliau memiliki kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi generasi muda untuk berkarya dan berjuang untuk mencapai impian mereka.
Sebagai penyejuk pada masanya, Husni Djamaluddin memiliki kepribadian yang hangat dan peduli, sehingga beliau dapat menjadi contoh dan teladan bagi banyak orang. Beliau memiliki pengaruh yang positif dan konstruktif dalam masyarakat, terutama dalam bidang sastra dan kebudayaan.
Husni Djamaluddin bukan hanya dikenal sebagai penyair atau sastrawan, tetapi juga sebagai tokoh yang berperan penting dalam perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat. Dengan latar belakangnya sebagai orang Mandar, beliau mungkin memiliki perspektif unik tentang identitas dan kebudayaan daerahnya.
Melalui kegiatan dan keterlibatannya dalam perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, Husni Djamaluddin ingin menunjukkan pentingnya memahami dan menghargai kebudayaan dan identitas lokal, serta memperjuangkan hak-hak masyarakat daerahnya.
Pertemuan saya dengan Sang Maestro Husni Djamaluddin di Dewan Kesenian Makassar (DKM) tahun 90an banyak meninggalkan kesan yang mendalam. Mendengarkan beliau bercerita tentang kehidupan sastra ke depan, sangat inspiratif dan memotivasi bagi saya dan teman-teman lainnya, seperti Aspar Paturusi, Rahman Arge, Ram Prapanca, Akbar Faizal, Arman Dewarti dan anggota Sanggar Merah Putih Makassar.
Husni Djamaluddin sosok yang berpengaruh di dunia sastra, memiliki horison berpikir dan pengalaman yang luas untuk dibagi dengan generasi muda. Pertemuan itu mungkin telah membentuk perspektif dan memotivasi saya untuk terus berkarya dan berkontribusi di dunia sastra.
Selamat tinggal, Sang Maestro Husni Djamaluddin. Karya-karyamu akan terus hidup dan menginspirasi generasi-generasi berikutnya. Warisan sastramu akan tetap abadi, dan semangatmu dalam menulis akan terus membara dalam hati para pembaca dan pecinta sastra. Rest in peace, maestro.
(Kolumnis Media harian di Makassar Tahun 90an)
Komentar
Posting Komentar