Oleh: Safardy Bora
Bahasa adalah warisan paling purba dan paling halus dari sebuah peradaban. Ia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan cermin dari cara berpikir, cara merasa, dan cara hidup suatu masyarakat. Dalam konteks Mandar, bahasa bukan hanya identitas, melainkan benteng terakhir yang menjaga keutuhan budaya.
Agar bahasa Mandar tetap lestari dan tidak tergerus zaman, perlu langkah konkret dan terstruktur:
1. Integrasi Bahasa Mandar dalam Kurikulum SD
Pendidikan dasar adalah fondasi pembentukan karakter dan identitas. Memasukkan bahasa daerah Mandar sebagai bagian dari kurikulum Sekolah Dasar merupakan langkah penting dalam menanamkan kebanggaan dan keterikatan anak-anak terhadap bahasa ibunya sejak dini.
2. Membudayakan Bahasa Mandar di Lingkungan Masyarakat dan Sekolah
Penggunaan bahasa Mandar hendaknya tidak terbatas di ruang formal, tetapi menjadi bahasa sehari-hari di rumah, di sekolah, dan dalam interaksi sosial anak-anak. Budaya tutur ini menciptakan ruang hidup bagi bahasa agar terus berkembang, tidak sekadar menjadi artefak yang dikenang.
3. Melestarikan Bahasa Mandar Baik di Wilayah Mandar Maupun di Perantauan
Di manapun orang Mandar berada—baik di tanah leluhur maupun di tanah rantau—bahasa Mandar tetap harus digunakan dan dilestarikan. Setiap forum, pertemuan, atau ruang diskusi hendaknya menjadi sarana untuk menghidupkan kembali bahasa ini sebagai bahasa komunikasi utama antar sesama warga Mandar.
4. Menghidupkan Bahasa Mandar di Forum-forum Sosial dan Budaya
Jangan sisihkan bahasa Mandar dari forum. Justru forum adalah tempat terbaik untuk menjadikannya bahasa komunikasi yang membanggakan. Jika bahasa Mandar tidak lagi digunakan dalam ruang sosial bersama, maka kita secara tidak sadar telah membuka pintu kepunahannya.
Sebab bila bahasa Mandar punah, maka punahlah budaya Mandar. Dan ketika budaya telah punah, kita tak lagi memiliki cermin untuk mengenali diri, akar untuk berpijak, atau jalan pulang yang bisa dituju. Sebab dalam diamnya lidah, akan padam pula nyala jiwa sebuah kebudayaan.
Maka, marilah menjaga bahasa Mandar seperti menjaga nyawa peradaban kita sendiri—dengan cinta, dengan bangga, dan dengan penuh kesadaran.
Komentar
Posting Komentar